Endo, kalau kamu pergi ke kota, dan kebetulan ada jodoh, si mbok pesan, carilah pasangan yang setia, bisa mengelola uang, dan harus perjaka tingting.
Berangkatlah sang gadis ke kota.
Beberapa bulan kemudian, dia kembali ke desanya untuk meminta restu ingin menikah.
Mbok, saya sudah dapat jodoh seperti yang dipesen si mbok.
Sang gadis menceritakan kepada si mbok tentang pacarnya...
*kalau jalan keliling kota, dia suka menggandeng saya dan membelai-belai saya, itu artinya dia setia, iya kan mbok?
Si mbok mengangguk tanda setuju.
Sang gadis meneruskan ceritanya.
Suatu hari, karena kemalaman, dan diguyur hujan, kami mencari tempat berteduh, dan kami menginap. Jodohku ini bilang, agar berteduh di hotel saja, dan supaya hemat, sewa kamarnya satu aja. Ini artinya jodohku bisa hemat, iya kan mbok?
Dengan terbata-bata, bingung, si mbok mengangguk.
Sang gadis masih menceritakan pengalamannya.
Disitulah mbok, baru saya tahu bahwa dia masih perjaka tingting.
Hah, sergah si mbok. Bagaimana bisa si endo tahu kalau dia masih perjaka tingting?
Bagaimana tidak mbok, anunya dia masih terbungkus karet pelastik, itu tandanya dia masih perjaka tinting, iya kan mbok?
Gedubraaak! Si mbok kelengger pinsan.
Thursday, March 7, 2013
Subscribe to:
Post Comments (Atom)